Kamis, 09 Agustus 2012

Senin, 06 Agustus 2012

Profil Sekolah Alternatif Fatanugraha Kauman Wonosobo

Dengan perkembangan teknologi yang telah mengalami kemajuan  diberbagai bidang,  telah berimplikasi pada pengaruh berfikir dan tingkah laku manusia.  Tidak terkecuali dalam masalah pendidikan,  telah memunculkan gagasan gagasan yang inovatif terhadap berbagai alternatif pendidikan dengan pelembagaannya.  Sehingga kini muncul berbagai sekolah yang menawarkan keunggulan dari masing masing model yang dikonsepsikan lembaga untuk membangun image masyarakat untuk mencari murid. 
Fenomena ini kemudian disikapi oleh sebagian masyarakat yang berfikir moderen dengan memasukkan anaknya ke lembaga ini dan hasilnyapun dalam waktu sekejap dengan dukungan dana dan media yang ada,  keberhasilnya telah dapat dilihat oleh masyarakat. 
Sebagai kelanjutan dari model pendidikan ini,  kini berdiri berbagai macam pendidikan yang mengintegrasikan kehendak tersebut dengan model keagamaan.  Tidak terkecuali di daerah wonosobo sebagai salah satu dampak berkembangnya model berpikir kekotaan,  kini telah didirikan model sekolah terpadu dengan membawa label agama,  serta sekolah internasional dan beberapa sekolah yang dikelola oleh para ahli pendidikan.
Disisi lain sekolah sekolah regular,  kini telah semakin berjaya dan mencoba untuk mengembangkan pendidikannya dengan menawarkan berbagai keunggulan dengan dukungan dana dari pemerintah yang digunakan secara optimal.
Model pendidikan ini memang cukup membantu sebagian kalangan masyarakat yang tidak mampu,  namun dalam hal hal tertentu masih saja menyisakan kesenjangan yang mengangkat bahwa masyarakat yang tidak beruntung secara ekonomi tidak dapat mengenyam pendidikan seperti masyarakat yang mampu secara ekonomi.  Begitu pula dengan sekolah sekolah swasta yang berlebel agama,  nasibnyapun tidak berbeda jauh dengan sekolah negeri.  atau bahkan banyak yang dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Sebab dengan segudang lebel dan prestasi formal yang didengung dengungkan model model sekolah di atas tetap hanya akan menjadikan kelas tersendiri di masyarakat global.  lebih parahnya lagi sekolah sekolah itu tidak pernah atau jarang yang mempunyai inovasi baru terhadap perkembangan pendidikan yang semakin terbuka,  untuk pencapaian tingkat pendidikan yang maksimal.  Sekolah hanya melaksanakan kegiatan rutinitas tahunan,  tanpa memperdulikan kualitas pendidikan yang menghasilkan out pun yang mampu mengatasi persoalannya sendiri,  atau kemasyarakatan.  Bahkan tidak dipungkiri bahwa, kejahatan dan kemunduran bangsa Indonesia,  sebagaian besar disebabkan kaum terpelajarnya.  Hal itu,  dicitrakan sebagai sekolah menjadi lembaga yang dingin,  jauh dari masyarakat dan sakral,  hanya untuk golongan ekonomi yang mapan.
Sebagai sebuah perbandingan,  terdapat fenomena pendidikan yang cukup berimplikasi negatif pada kehidupan kebangsaan dan keagamaan.  Fenomena itu terjadi pada masyarakat bawah yang tidak mampu mengejar ketertinggalan secara materi dengan masyarakat yang lain,  sementara pendidikan dikondisikan sedemikian rupa.  Bukankah hal itu menjadi sebuah ironi yang menyedihkan bagi bangsa yang beradab.  dalam sudut materi pembelajaran pendidikan yang ditawarkan masih jarang yang mengarahkan pada proses empowering (pemberdayaan)murid.  Sekalipun dengan model kurikulum yang bongkar pasang didukung fasilitas yang memadai,  tidak terasa telah membuat pendidikan yang mengarah pada kebebasan yang tidak terkendali dengan pemborosan pendanaan.
Berangkat dari fenomena diatas,  maka mungkinkah kita membuat model alternative pendidikan yang murah dan berkualitas bagi masyarakat pedesaan?
Secara sederhana pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang mampu menghasilkan siswa sesuai dengan yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional dan dijabarkan dalam kurikulum serta dengan pembiayaan yang murah dalam berbagai penanganan.
Untuk mewujudkan hal itu,  maka kini telah didirikan sekolah alternatif,  dengan jenjang pendidikan SMP dan SMU.
Visi
Program ini bertujuan untuk berikhtiar memberikan pendidikan alternatif bagi masyarakat yang belum tersentuh atau kurang mampu mengikuti pendidikan secara regular yang diadakan oleh pemerintah.
Misi
Program ini berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat dengan membekali diri dengan dasar dasar agama dan pengetahuan secara dini untuk mampu beradaptasi dan mendialogkan dengan kehidupan sehari hari.
Orientasi
  1. Program ini berorientasi kepada empowering (pemberdayaan) masyarakat kecil.
  1. Menciptakan pendidikan yang berkualitas,  murah dan demokratis bagi masyarakat yang kurang mampu secara mental,  dengan managemen berbasis masyarakat pedesaan.
Tempat
Saat ini SMP Alternatif menempati sebuah ruangan di Jl. Masjid II No. 50 Wonosobo .
 
Model Sekolah
  1. Sekolah Menengah pertama (SMP) Fatanugraha yang menginduk pada SMPT Mojotengah
  1. Islamic HomeSchooling Fatanugraha (IHSF) yang menginduk pada kesetaraan
Waktu BelajarMasuk mulai jam 06. 30 WIb berakhir pada jam 16.00 WIB serta dilanjutkan dengan kegiatan belajar mandiri selama 24 jam.

Waktu PelaksanaanProgram ini telah dilaksanakan mulai tahun ajaran 2007-2008 dan kini telah memasuki tahun Empat.

Data Potensi SekolahStatistik SiswaSecara keseluruhan hingga saat ini,  SMP dan IHSF alternatif telah menampung sebanyak 36 siswa yang berasal dari empat kecamatan di Kabupaten Wonosobo, yaitu Kec. Wonosobo, Kec. Watumalang, Kec. Mojotengah, Kec. Garung. 

Paduan ProgramPola dasar pendidikan ini mengacu kepada program Diknas/Depag.  Sedangkan untuk menghasilkan mutu yang baik mengikuti program pesantren yang meliputi bidang keagamaan,  minat dan bakat,  bidang sosial  dengan mengacu pada kehidupan masyarakat pedesaan.
  • Kegiatan Ibadah
Kegiatan ini meliputi ibadah sebagaimana yang dilakukan mayoritas umat islam,  serta memberikan penjelasan sedikit mengenai masalah khilafiah.  Dengan penekanan ibadah secara substansial,  dan perlilaku sehari hari sebagai manifestasi dari ibadah.
  • Pendidikan Keislaman
Program ini menggunakan metode Amtsilati dengan target anak mampu membaca Kitab Kuning dan menterjemahkannya serta menjelaskan dengan bahasa yang mudah sebagai basic literatur keagamaan dan dipahami secara tekstual dan kontekstual.
  • Pendidikan Minat dan Bakat Serta Seni
Pendidikan ini meliputi kegiatan Olah raga,  Bermain gitar, Bernyanyi,  Solawat dan Rebana untuk Simtud Duror. serta kegiatan kesenian yang lain sesuai dengan kebakatan santri
 
  • Pendidikan Penunjang
Pendidikan ini meliputi Pembinaan Bahasa Arab dan Inggris,  Kursus Komputer dan Internet serta Kewirausahaan ditunjang dengan kegiatan diskusi dan penulisan dengan perpustakaan sebagai basicnya.
  • Kegiatan Praktek
Meliputi kegiatan kerja sosial,  perekonomian dan Penulisan Ilmiah serta penelitian.

Minggu, 05 Agustus 2012

Daftar Buku Perpustakaan SMP (Sumber Dana DAK 2011)

Daftar Buku Perpustakaan SMP (Sumber Dana DAK 2011) untuk digunakan sebagai bahan pencatatan aset di masing-masing sekolah penerima dapat diunduh disini

Juara Umum Musabaqah Tilawatil Qur'an Pelajar XXVIII Tingkat Kabupaten Wonosobo Tahun 2012

Keputusan Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Qur'an Pelajar XXVIII Tingkat Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 tentang Juara Umum Musabaqah Tilawatil Qur'an Pelajar XXVIII Tingkat Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 dapat diunduh disini