Senin, 10 September 2012

Mohon Diri

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Wonosobo Nomor : 821.1/0139/BKD/2012 tanggal 8 September tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pejabat Struktural Pemerintah Kabupaten Wonosobo, dengan kerendahan hati kami mohon diri dari Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo untuk kemudian bertugas di tempat yang baru.
  1. Drs. MUSOFA, MPd, jabatan lama : Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo, jabatan baru : Kepala Bidang Pendidikan SMA dan SMK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo
  2. JAZIM, SPd,  jabatan lama : Kepala Seksi Tenaga Kependidikan Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo, jabatan baru : Kepala Seksi Tenaga Kependidikan Bidang Pendidikan SMA dan SMK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo
  3. EKO PREMONO, ST, jabatan lama :  Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo, jabatan baru : Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan TK dan SD Bidang Pendidikan TK dan SD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo
  4. SUSILO APARCHAM, SPd, jabatan lama : Staff  Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo, jabatan baru: Kepala Tata Usaha SMP 1 Wonosobo
Mohon maaf apabila selama menjalankan tugas di Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo terdapat kekurangan dan kesalahan dan mohon doa dan dukungan untuk menjalankan tugas di tempat baru. Terima kasih

Kamis, 09 Agustus 2012

Senin, 06 Agustus 2012

Profil Sekolah Alternatif Fatanugraha Kauman Wonosobo

Dengan perkembangan teknologi yang telah mengalami kemajuan  diberbagai bidang,  telah berimplikasi pada pengaruh berfikir dan tingkah laku manusia.  Tidak terkecuali dalam masalah pendidikan,  telah memunculkan gagasan gagasan yang inovatif terhadap berbagai alternatif pendidikan dengan pelembagaannya.  Sehingga kini muncul berbagai sekolah yang menawarkan keunggulan dari masing masing model yang dikonsepsikan lembaga untuk membangun image masyarakat untuk mencari murid. 
Fenomena ini kemudian disikapi oleh sebagian masyarakat yang berfikir moderen dengan memasukkan anaknya ke lembaga ini dan hasilnyapun dalam waktu sekejap dengan dukungan dana dan media yang ada,  keberhasilnya telah dapat dilihat oleh masyarakat. 
Sebagai kelanjutan dari model pendidikan ini,  kini berdiri berbagai macam pendidikan yang mengintegrasikan kehendak tersebut dengan model keagamaan.  Tidak terkecuali di daerah wonosobo sebagai salah satu dampak berkembangnya model berpikir kekotaan,  kini telah didirikan model sekolah terpadu dengan membawa label agama,  serta sekolah internasional dan beberapa sekolah yang dikelola oleh para ahli pendidikan.
Disisi lain sekolah sekolah regular,  kini telah semakin berjaya dan mencoba untuk mengembangkan pendidikannya dengan menawarkan berbagai keunggulan dengan dukungan dana dari pemerintah yang digunakan secara optimal.
Model pendidikan ini memang cukup membantu sebagian kalangan masyarakat yang tidak mampu,  namun dalam hal hal tertentu masih saja menyisakan kesenjangan yang mengangkat bahwa masyarakat yang tidak beruntung secara ekonomi tidak dapat mengenyam pendidikan seperti masyarakat yang mampu secara ekonomi.  Begitu pula dengan sekolah sekolah swasta yang berlebel agama,  nasibnyapun tidak berbeda jauh dengan sekolah negeri.  atau bahkan banyak yang dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Sebab dengan segudang lebel dan prestasi formal yang didengung dengungkan model model sekolah di atas tetap hanya akan menjadikan kelas tersendiri di masyarakat global.  lebih parahnya lagi sekolah sekolah itu tidak pernah atau jarang yang mempunyai inovasi baru terhadap perkembangan pendidikan yang semakin terbuka,  untuk pencapaian tingkat pendidikan yang maksimal.  Sekolah hanya melaksanakan kegiatan rutinitas tahunan,  tanpa memperdulikan kualitas pendidikan yang menghasilkan out pun yang mampu mengatasi persoalannya sendiri,  atau kemasyarakatan.  Bahkan tidak dipungkiri bahwa, kejahatan dan kemunduran bangsa Indonesia,  sebagaian besar disebabkan kaum terpelajarnya.  Hal itu,  dicitrakan sebagai sekolah menjadi lembaga yang dingin,  jauh dari masyarakat dan sakral,  hanya untuk golongan ekonomi yang mapan.
Sebagai sebuah perbandingan,  terdapat fenomena pendidikan yang cukup berimplikasi negatif pada kehidupan kebangsaan dan keagamaan.  Fenomena itu terjadi pada masyarakat bawah yang tidak mampu mengejar ketertinggalan secara materi dengan masyarakat yang lain,  sementara pendidikan dikondisikan sedemikian rupa.  Bukankah hal itu menjadi sebuah ironi yang menyedihkan bagi bangsa yang beradab.  dalam sudut materi pembelajaran pendidikan yang ditawarkan masih jarang yang mengarahkan pada proses empowering (pemberdayaan)murid.  Sekalipun dengan model kurikulum yang bongkar pasang didukung fasilitas yang memadai,  tidak terasa telah membuat pendidikan yang mengarah pada kebebasan yang tidak terkendali dengan pemborosan pendanaan.
Berangkat dari fenomena diatas,  maka mungkinkah kita membuat model alternative pendidikan yang murah dan berkualitas bagi masyarakat pedesaan?
Secara sederhana pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang mampu menghasilkan siswa sesuai dengan yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional dan dijabarkan dalam kurikulum serta dengan pembiayaan yang murah dalam berbagai penanganan.
Untuk mewujudkan hal itu,  maka kini telah didirikan sekolah alternatif,  dengan jenjang pendidikan SMP dan SMU.
Visi
Program ini bertujuan untuk berikhtiar memberikan pendidikan alternatif bagi masyarakat yang belum tersentuh atau kurang mampu mengikuti pendidikan secara regular yang diadakan oleh pemerintah.
Misi
Program ini berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat dengan membekali diri dengan dasar dasar agama dan pengetahuan secara dini untuk mampu beradaptasi dan mendialogkan dengan kehidupan sehari hari.
Orientasi
  1. Program ini berorientasi kepada empowering (pemberdayaan) masyarakat kecil.
  1. Menciptakan pendidikan yang berkualitas,  murah dan demokratis bagi masyarakat yang kurang mampu secara mental,  dengan managemen berbasis masyarakat pedesaan.
Tempat
Saat ini SMP Alternatif menempati sebuah ruangan di Jl. Masjid II No. 50 Wonosobo .
 
Model Sekolah
  1. Sekolah Menengah pertama (SMP) Fatanugraha yang menginduk pada SMPT Mojotengah
  1. Islamic HomeSchooling Fatanugraha (IHSF) yang menginduk pada kesetaraan
Waktu BelajarMasuk mulai jam 06. 30 WIb berakhir pada jam 16.00 WIB serta dilanjutkan dengan kegiatan belajar mandiri selama 24 jam.

Waktu PelaksanaanProgram ini telah dilaksanakan mulai tahun ajaran 2007-2008 dan kini telah memasuki tahun Empat.

Data Potensi SekolahStatistik SiswaSecara keseluruhan hingga saat ini,  SMP dan IHSF alternatif telah menampung sebanyak 36 siswa yang berasal dari empat kecamatan di Kabupaten Wonosobo, yaitu Kec. Wonosobo, Kec. Watumalang, Kec. Mojotengah, Kec. Garung. 

Paduan ProgramPola dasar pendidikan ini mengacu kepada program Diknas/Depag.  Sedangkan untuk menghasilkan mutu yang baik mengikuti program pesantren yang meliputi bidang keagamaan,  minat dan bakat,  bidang sosial  dengan mengacu pada kehidupan masyarakat pedesaan.
  • Kegiatan Ibadah
Kegiatan ini meliputi ibadah sebagaimana yang dilakukan mayoritas umat islam,  serta memberikan penjelasan sedikit mengenai masalah khilafiah.  Dengan penekanan ibadah secara substansial,  dan perlilaku sehari hari sebagai manifestasi dari ibadah.
  • Pendidikan Keislaman
Program ini menggunakan metode Amtsilati dengan target anak mampu membaca Kitab Kuning dan menterjemahkannya serta menjelaskan dengan bahasa yang mudah sebagai basic literatur keagamaan dan dipahami secara tekstual dan kontekstual.
  • Pendidikan Minat dan Bakat Serta Seni
Pendidikan ini meliputi kegiatan Olah raga,  Bermain gitar, Bernyanyi,  Solawat dan Rebana untuk Simtud Duror. serta kegiatan kesenian yang lain sesuai dengan kebakatan santri
 
  • Pendidikan Penunjang
Pendidikan ini meliputi Pembinaan Bahasa Arab dan Inggris,  Kursus Komputer dan Internet serta Kewirausahaan ditunjang dengan kegiatan diskusi dan penulisan dengan perpustakaan sebagai basicnya.
  • Kegiatan Praktek
Meliputi kegiatan kerja sosial,  perekonomian dan Penulisan Ilmiah serta penelitian.

Minggu, 05 Agustus 2012

Daftar Buku Perpustakaan SMP (Sumber Dana DAK 2011)

Daftar Buku Perpustakaan SMP (Sumber Dana DAK 2011) untuk digunakan sebagai bahan pencatatan aset di masing-masing sekolah penerima dapat diunduh disini

Juara Umum Musabaqah Tilawatil Qur'an Pelajar XXVIII Tingkat Kabupaten Wonosobo Tahun 2012

Keputusan Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Qur'an Pelajar XXVIII Tingkat Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 tentang Juara Umum Musabaqah Tilawatil Qur'an Pelajar XXVIII Tingkat Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 dapat diunduh disini

Minggu, 01 Juli 2012

Sekolah Yang Belum Mengumpulkan Instrumen Penjaringan Data

Berikut ini adalah sekolah yang belum mengumpulkan instrumen penjaringan data sampai dengan tanggal 2 Juni 2012 jam 08.10 WIB :
  1. SMP 1 Wadaslintang (softcopy belum ada)
  2. SMP 4 Wadaslintang
  3. SMP 8 Satap Wadaslintang
  4. SMP 9 Satap Wadaslintang
  5. SMP 10 Satap Wadaslintang
  6. SMP 2 Kepil
  7. SMP 4 Kepil (hardcopy belum ada)
  8. SMP 6 Satap Kepil
  9. SMP 7 Satap Kepil
  10. SMP 2 Sapuran
  11. SMP 3 Satap Sapuran
  12. SMP 5 Satap Sapuran
  13. SMP 2 Kaliwiro
  14. SMP 4 Kaliwiro (softcopy belum ada)
  15. SMP 5 Kaliwiro
  16. SMP 6 Satap Kaliwiro
  17. SMP 3 Leksono
  18. SMP 1 Selomerto
  19. SMP 1 Kalikajar
  20. SMP 2 Kalikajar
  21. SMP 2 Kertek
  22. SMP 3 Kertek
  23. SMP 1 Wonosobo
  24. SMP 2 Wonosobo
  25. SMP 3 Wonosobo
  26. SMP 1 Watumalang
  27. SMP 2 Watumalang
  28. SMP 4 Satap Watumalang
  29. SMP 5 Watumalang
  30. SMP 6 Satap Watumalang
  31. SMP 1 Mojotengah
  32. SMP 2 Mojotengah (softcopy belum ada)
  33. SMP 3 Mojotengah
  34. SMP 2 Garung
  35. SMP 3 Garung
  36. SMP 2 Sukoharjo
  37. SMP 2 Sukoharjo
  38. SMP 4 Satap Sukoharjo
  39. SMP 5 Satap Sukoharjo
  40. SMP 2 Kalibawang
  41. SMP 4 Satap Kalibawang
  42. SMP 5 Satap Kalibawang
  43. SMP PGRI 3 Kepil
  44. SMP Rifa'iyah 1 Sapuran
  45. SMP Muhammadiyah Sapuran
  46. SMP Muhammadiyah Kaliwiro
  47. SMP KristenSelomerto
  48. SMP PGRI Selomerto
  49. SMP Muhammadiyah Kertek
  50. SMPLB Karya Bhakti
  51. SMPLB Dena Upakara
  52. SMP Thaqassus Al Qur'an
  53. SMP Thaqassus Al Qur'an 2
  54. SMP Nusantara
  55. SMP Ma'arif Mlandi
  56. SMP Darul Falach
  57. SMP Muhammadiyah Tieng
  58. SMP Ma'arif Kalibawang
Dimohon SEGERA mengumpulkan data dimaksud karena akan segera digunakan untuk pemetaan kebutuhan Rehabilitasi Ruang Belajar. Terima kasih

Selasa, 19 Juni 2012

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya. Sehingga untuk mendukung program tersebut, jumlah judul buku yang dibutuhkan untuk mata pelajara yang langsung bersentuhan dengan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa mengalami penambahan jumlah judul yang harus disediakan.
18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:
  1. Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
  2. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
  3. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
  4. Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
  5. Kerja Keras, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
  6. Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
  7. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
  8. Demokratis, cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
  9. Rasa Ingin Tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
  10. Semangat Kebangsaan, cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
  11. Cinta Tanah Air, cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
  12. Menghargai Prestasi, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  13. Bersahabat/Komunikatif, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  14. Cinta Damai, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  15. Gemar Membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
  16. Peduli Lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
  17. Peduli Sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
  18. Tanggung Jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah sesuai Permendiknas No. 24 Tahun 2007 dapat diunduh dengan mengikuti link dibawah ini:
  1. Permendiknas No. 24 Tahun 2007
  2. Lampiran Permendiknas No. 24 Tahun 2007

Selasa, 12 Juni 2012

Ketentuan Berkas Pencairan Program Rehabilitasi Nasional Ruang Belajar Tahun 2012

Ketentuan Berkas Pencairan Program Rehabilitasi Nasional Ruang Belajar Tahun 2012 dapat diunduh disini

ANALISA KERUSAKAN RUANG BELAJAR

File berikut dapat digunakan untuk analisis kerusakan ruang belajar. Untuk mengunduh silahkan ikuti link berikut ini.
ANALISA KERUSAKAN RUANG BELAJAR

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA bisa diunduh disini

Rabu, 16 Mei 2012

KESALEHAN DAN KAFA’AH DALAM PRAKTIK PENDIDIKAN (Sebuah Telah Hermeneutik dalam Pendidikan Islam) Bagian I

Setiap orang tua mendambakan anak saleh, ada yang berdoa  seperti nabi Ibrahim sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qu’an surat Ash Shaffaat ayat 100 “Robbi hablii minashaalikhiin.”  Dalam Surat al-‘Ashr juga disebutkan bahwa manusia yang tidak termasuk katagori dalam kerugian adalah manusia yang beriman dan mengerjakan amal saleh.  Namun kesalehan yang menjadi perilaku utama yang mestinya dicapai oleh setiapa muslim tidak tertuang secara ekplisit  dalam praktik pendidikan Islam. Saat ini lembaga Pendidikan Islam formal sebagian mengikuti kurkulumnya standar yang ditapkan pemerintah yaitu kurikulum kafa’ah. Kafa’ah yang menjadi basis kurikulum saat ini menjadi pilihan yang dianggap dapat memuat seluruh aspek kehidupan.
Sementara itu, harapan dan keinginan masyarakat terhadap pendidikan sangat bervariasi. Satu sisi varian itu dapat memberikan penguatan proses pendidikan namun sisi yang lain dapat melemahkan. Bila arah yang diharapkan sudah dipahami maka pemahaman terhadap tujuan pendidikan ini akan memacu percepatan pencapaaianya. Secara umum masyarakat lebih memahami kesalehan dari pada kafa’ah sebagai arah yang dituju dalam kehidupan. Namun dalam pendidikan keduanya mengandung makna spesifik yang dapat saling melengkapi, oleh karena itu tidak perlu menjauhkan antara keduanya. Ketiadaan  aspek kesalehan secara ekplisit dalam kurikulum pendidikan Islam mempersempit ruang gerak praktisi pendidikan Islam dalam menyusun rancangan yang rigid termasuk dalam penyusunan intrumen penilaianya.  Disamping itu kita tidak dapat memungkiri bahwa peserta didik dan pendidik masih suka menentukan pilihan dekat, pendek dan praktis. Bila kesalehan itu sudah sengaja disediakan secara nyata sebagai pilihan akan dapat merangsang munculnya harapan dan upaya menjadi saleh.
Tanpa mempedulikan mana yang lebih tepat kesalehan atau kafa’ah, keberhasilan pendidikan pasti akan diukur. Penggunaan instrument dan cara pendang yang berbeda dalam melakukan pengukuran semakin menjauhkan keduanya. Di balik itu, spesifikasi yang termuat di dalamnya menyiratkan untuk saling melengkapi namun kesalahan mendasar pengukuran hasil belajar telah menjerumuskan persepsi masyarakat sehingga kesalehan terlupakan sebagaimana hilangnya kepentingan akhirat pada orang yang “khubud dunya.”
Berangkat dari keterangan di atas, permasalahan yang dirumuskan adalah (1) apa hakikat makna kesalehan dan kafa’ah dalam konteks pendidikan Islam?, (2) mengapa kesalehan dan kafa’ah perlu dipadukan dalam konteks pendidikan Islam?
Dengan dijawabnya dua permasalahan di atas, diharapkan dapat (1) menjelaskan pentingya makna kesalehan dan kafa’ah dalam konteks pendidikan Islam, (2) menjelaskan perlunya keterpaduan makna kesalehan dan kafa’ah sebagai representasi keperluan akhirat dan dunia.
- bersambung -
Oleh : Drs. MUSOFA, MPd - Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Wonosobo

Kamis, 22 Maret 2012

Peraturan Presiden Nomor 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Peraturan Presiden Nomor 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat diunduh disini

Slide Sosialisasi Pepres 54/2010

Slide Sosialisasi Pepres 54/2010 dapat diunduh disini

Daftar Sekolah Penerima DAK 2011 (Luncuran) dan Bantuan Keuangan Tahun 2012

  1. Daftar Sekolah Penerima DAK 2011 (Luncuran) dapat diunduh disini
  2. Daftar Sekolah Penerima Bantuan Keuangan Tahun 2012 dapat diunduh disini

Modul Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Modul Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sesuai Perpres 54/2010 dapat diunduh disini

Kebijakan Pendidikan Dasar Provinsi Jawa Tengah

Kebijakan Pendidikan Dasar Provinsi Jawa Tengah dapat diunduh disini

Sabtu, 17 Maret 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun 2011

Petunjuk Teknis Pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun 2011 dapat diunduh di:
  1. DAK Peningkatan Mutu (Permendiknas 37 Tahun 2011)
  2. DAK Peningkatan Prasarana (Permendiknas 33 Tahun 2011)

e-Procurement Bidang Pendidikan SMP Dinas Dikpora Kab. Wonosobo

Informasi Pengadaan Barang/Jasa Bidang Pendidikan SMP Dinas Dikpora Kab. Wonosobo secara elektronik (e-procurement) bisa dilihat di
  1. Pengadaan Peralatan Laboratorium Komputer SMP 1 Garung (klik disini)
  2. Pengadaan Peralatan Laboratorium Komputer SMP 1 Mojotengah (klik disini)
  3. Pengadaan Peralatan Laboratorium Komputer SMP 1 Kejajar (klik disini)

Jumat, 16 Maret 2012

Daftar SMP Yang Belum Melengkapi Proposal Bantuan Keuangan 2012

Berikut adalah SMP yang belum mengumpulkan proposal Bantuan Keuangan 2012 sampai dengan tanggal 17 Maret 2011 jam 10 : 00 WIB :
  1. SMP 2 Garung
  2. SMP 3 Garung
  3. SMP 1 Garung
  4. SMP 5 SATAP Kalibawang
  5. SMP Ma'Arif Kalibawang
  6. SMP 4 SATAP Kalibawang
  7. SMP 1 Kalikajar
  8. SMP Muh. Kaliwiro
  9. SMP 6 SATAP Kaliwiro
  10. SMP 5 Kaliwiro
  11. SMP Muh. Tieng
  12. SMP 7 SATAP Kepil
  13. SMP 6 SATAP Kepil
  14. SMP 3 Kertek
  15. SMP PGRI Leksono
  16. SMP Thaqassus Al Qur'an 2 Deroduwur
  17. SMP 3 Mojotengah
  18. SMP Thaqassus Al Qur'an Kalibeber
  19. SMP 1 Mojotengah
  20. SMP 3 SATAP Sapuran
  21. SMP 4 Sapuran
  22. SMP Muh. Sapuran
  23. SMP 3 Sukoharjo
  24. SMP 10 SATAP Wadaslintang
  25. SMP 9 SATAP Wadaslintang
  26. SMP 7 SATAP Wadaslintang
  27. SMP 8 SATAP Wadaslintang
  28. SMP 5 Wadaslintang
  29. SMP 2 Wadaslintang
  30. SMP Islam Wadaslintang
  31. SMP 6 SATAP Watumalang
  32. SMP 4 SATAP Watumalang
  33. SMP 1 Watumalang
  34. SMP Bhakti Mulia
  35. SMP 1Wonosobo
  36. SMPLB Dena Upakara
  37. SMPLB Karya Bhakti
Bagi sekolah yang sudah mengumpulkan tetapi masih tercantum dalam daftar diatas untuk mengkonfirmasi ke 081327235495 (Ibu Elida Nuraini)
Bagi sekolah yang belum mengumpulkan dimohon segera mengumpulkan.

Kebun Bibit Sekolah sebagai Usaha Penyelematan Lingkungan


Sumber daya hutan di Kabupaten Wonosobo terdiri dari kawasan hutan negara seluas  + 20.300 Ha serta hutan rakyat seluas ± 19.481.581 Ha. Kawasan hutan negara di wilayah Wonosobo secara administratif dikelola oleh  KPH Kedu Selatan dan KPH Kedu Utara. Secara ekologis, Wonosobo beserta wilayah hutannya memiliki posisi yang sangat strategis bagi pulau jawa, terutama bagi Jawa Tengah Bagian Selatan, mengingat Wonosobo merupakan tempat hulu 3 DAS besar yaitu: Serayu, Luk Ulo dan Bogowonto yang mengaliri setidaknya 6 wilayah kabupaten (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen dan Purworejo).
Penanaman pohon keras secara terus menerus dilaksanakan dengan melibatkan seluruh sektor yang terkait untuk menekan laju kerusakan lahan. Gerakan Wonosobo menanam sebagai ikon kegiatan gemar menanam yang dilaksanakan hampir setiap tahun, secara langsung memberikan gairah dan semangat kepada seluruh masyarakat Wonosobo untuk ikut menanam pohon. Gerakan ini juga selaras dengan misi konservasi dan pemulihan lingkungan. Dalam konteks yang lebih luas, aktifitas ini mendukung pengarusutamaan pemulihan Dieng, yang secara tidak langsung juga memberi kontribusi penyadaran masyarakat (raising awareness) akan pentingnya konservasi.
Penanaman pohon pada gerakan Wonosobo menanam dari tahun ke tahun meningkat dan pada tahun 2008 dengan diikuti adanya gerakan wanita menanam dan gerakan pramuka menanam jumlah tanaman  keras yang ditanam  mencapai 1.175.695 batang. Seiring dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menanam pohon, luas hutan rakyat di Wonosobo juga mengalami peningkatan dari tahun 2005 seluas 18.374 Ha menjadi 19.481,58 pada tahun 2009.
Wonosobo merupakan daerah tanggkapan air yang kondisi wilayahnya sangat mempengaruhi pada wilayah  dibawahnya.  Dengan sedikitnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan serta pola pertanian yang tidak berpihak pada pelestarian kualitas alam, menyebabkan tanah kurus dan perluasan lahan kritis.   Kondisi kawasan sekitar Dieng dan pada wilayah  komoditas pertanian yang tidak menerapkan teknik konservasi tanah baik secara sipil teknis maupun vegetatiFp,  apabila tidak segera di kendalikan maka pada 10 tahun kedepan menjadi luasan gunung pasir dan  batu, yang akan diawali pada kawasan Dieng.  Saat ini kondisi lahan kritis telah berpengaruh pada ketersediaan sumber mata air, salah satunya keberadaan Waduk Pengilon di Dieng yang tidak berair, berkurangnya debit air serta matinya beberapa sumber mata air.  Bahkan kualitas tanah sangat kritis yang menjadikan ladang pertanian kawasan Dieng bagaikan pot besar yang membutuhkan media tanam untuk menanami komoditas pertanian.
Berbagai upaya telah di lakukan Pemda Kabupaten Wonosobo dalam upaya penanganan lahan kritis serta pemulihan kualitas tanah, baik melalui anggaran APBD maupun  anggaran APBN, bahkan dengan upaya menumbuhkan motivasi  pentingnya menanam pohon sebagai usaha pelestarian alam melalui gerakan diantaranya Perempuan Tebar Tanam Pelihara (GPTTP) dan kegiatan One Man One Tree (OMOT).  Penanganan lahan kritis yang  bertahap perlu di imbangi dengan penyadaran masyarakat sehingga  tidak terjadi perluasan lahan kritis yang terus menerus.  Strategi yang sangat tepat adalah melibatkan anak sekolah dengan membuat bibit sesuai dengan kemampuan mereka dengan konsep “bermain, berlatih, mengamati dan memiliki rasa untuk menjaga kelestarian alam ”  dalam kegiatan Kebun Bibit Sekolah (KBS).
Konsep KBS  lebih  mengajak anak sekolah bermain bersama alam sehingga target kegiatan ini adalah pembelajaran pada anak sekolah, yang setiap anak membuat ± 50 bibit yang menjadi media pembelajaran.  Sehingga dengan KBS tentunya akan memberikan efek penyadaran pada lingkungan luas dari anak sekolah, keluarga, desa, kecamatan, kabupaten.  Bibit yang dihasilkan dari berlatih dan bermain akan di tanam oleh anak sekolah bersama seluruh lapisan masyarakat, dan  yang masing-masing anak mempunyai hak untuk menanam dan memberi nama  tanamannya sebagai momen titik pembelajaran, serta awal menabung melalui menanam pohon, harapan akan cita-cita dapat tercapai. 
Dari kegiatan KBS anak sekolah akan mengenal tentang lahan kritis, serta kerugiannya dan bagaimana menjaga kelestarian alam.  Dengan  1  (satu) hektar  ditanami tanaman 400 bibit maka cukup 8 anak sekolah untuk ikut serta dalam penanganan lahan kritis seluas 1 (satu) hektar.   Mengingat pentingnya penyediaan bibit untuk  penanganan  lahan kritis dalam pelestarian lingkungan maka  harapan kami dapat terealisasinya  permohonan  pendanaan untuk kegiatan KEBUN BIBIT SEKOLAH.
Gerakan Kebun Bibit Sekolah (KBS) meripakan kegiatan pemibitan baik tanaman keras, tanaman hias maupun buah-buahan yang dilakukan oleh siswa sekolah dengan pendampingan dari guru dan instansi teknis terkait dalam hal ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonosobo.
Konsep awal KBS dilaksanakan pada 15 (lima belas) kecamatan di Kabupaten Wonosobo. Pada tahun pertama, Gerakan KBS dilaksanakan di 6 (lima) kecamatan yang penentuannya didasarkan pada jumlah lahan kritis yang ada yaitu: Kecamatan Kertek, Kecamatan Kejajar, Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Garung, Kecamatan Mojotengah dan Kecamatan Watumalang.
Tujuan Gerakan KBS adalah:
  1. Menumbuhkan tanggungjawab dan kecintaan yang tertanam dalam diri siswa pada pelestarian alam dan rehabilitasi lingkungan
  2. Memberikan pembelajaran pada siswa akan hasil yang dicapai karena suatu proses dan usaha
  3. Memberikan pemahaman pada siswa arti penting kerjasama untuk mencapai tujuan dan mempertahankan kelestarian alam
  4. Kepedulian siswa terhadap penanganan lahan kritis, serta pelestarian sumber mata air.