Senin, 10 September 2012

Mohon Diri

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Wonosobo Nomor : 821.1/0139/BKD/2012 tanggal 8 September tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pejabat Struktural Pemerintah Kabupaten Wonosobo, dengan kerendahan hati kami mohon diri dari Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo untuk kemudian bertugas di tempat yang baru.
  1. Drs. MUSOFA, MPd, jabatan lama : Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo, jabatan baru : Kepala Bidang Pendidikan SMA dan SMK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo
  2. JAZIM, SPd,  jabatan lama : Kepala Seksi Tenaga Kependidikan Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo, jabatan baru : Kepala Seksi Tenaga Kependidikan Bidang Pendidikan SMA dan SMK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo
  3. EKO PREMONO, ST, jabatan lama :  Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo, jabatan baru : Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan TK dan SD Bidang Pendidikan TK dan SD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo
  4. SUSILO APARCHAM, SPd, jabatan lama : Staff  Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo, jabatan baru: Kepala Tata Usaha SMP 1 Wonosobo
Mohon maaf apabila selama menjalankan tugas di Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Wonosobo terdapat kekurangan dan kesalahan dan mohon doa dan dukungan untuk menjalankan tugas di tempat baru. Terima kasih

Kamis, 09 Agustus 2012

Senin, 06 Agustus 2012

Profil Sekolah Alternatif Fatanugraha Kauman Wonosobo

Dengan perkembangan teknologi yang telah mengalami kemajuan  diberbagai bidang,  telah berimplikasi pada pengaruh berfikir dan tingkah laku manusia.  Tidak terkecuali dalam masalah pendidikan,  telah memunculkan gagasan gagasan yang inovatif terhadap berbagai alternatif pendidikan dengan pelembagaannya.  Sehingga kini muncul berbagai sekolah yang menawarkan keunggulan dari masing masing model yang dikonsepsikan lembaga untuk membangun image masyarakat untuk mencari murid. 
Fenomena ini kemudian disikapi oleh sebagian masyarakat yang berfikir moderen dengan memasukkan anaknya ke lembaga ini dan hasilnyapun dalam waktu sekejap dengan dukungan dana dan media yang ada,  keberhasilnya telah dapat dilihat oleh masyarakat. 
Sebagai kelanjutan dari model pendidikan ini,  kini berdiri berbagai macam pendidikan yang mengintegrasikan kehendak tersebut dengan model keagamaan.  Tidak terkecuali di daerah wonosobo sebagai salah satu dampak berkembangnya model berpikir kekotaan,  kini telah didirikan model sekolah terpadu dengan membawa label agama,  serta sekolah internasional dan beberapa sekolah yang dikelola oleh para ahli pendidikan.
Disisi lain sekolah sekolah regular,  kini telah semakin berjaya dan mencoba untuk mengembangkan pendidikannya dengan menawarkan berbagai keunggulan dengan dukungan dana dari pemerintah yang digunakan secara optimal.
Model pendidikan ini memang cukup membantu sebagian kalangan masyarakat yang tidak mampu,  namun dalam hal hal tertentu masih saja menyisakan kesenjangan yang mengangkat bahwa masyarakat yang tidak beruntung secara ekonomi tidak dapat mengenyam pendidikan seperti masyarakat yang mampu secara ekonomi.  Begitu pula dengan sekolah sekolah swasta yang berlebel agama,  nasibnyapun tidak berbeda jauh dengan sekolah negeri.  atau bahkan banyak yang dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Sebab dengan segudang lebel dan prestasi formal yang didengung dengungkan model model sekolah di atas tetap hanya akan menjadikan kelas tersendiri di masyarakat global.  lebih parahnya lagi sekolah sekolah itu tidak pernah atau jarang yang mempunyai inovasi baru terhadap perkembangan pendidikan yang semakin terbuka,  untuk pencapaian tingkat pendidikan yang maksimal.  Sekolah hanya melaksanakan kegiatan rutinitas tahunan,  tanpa memperdulikan kualitas pendidikan yang menghasilkan out pun yang mampu mengatasi persoalannya sendiri,  atau kemasyarakatan.  Bahkan tidak dipungkiri bahwa, kejahatan dan kemunduran bangsa Indonesia,  sebagaian besar disebabkan kaum terpelajarnya.  Hal itu,  dicitrakan sebagai sekolah menjadi lembaga yang dingin,  jauh dari masyarakat dan sakral,  hanya untuk golongan ekonomi yang mapan.
Sebagai sebuah perbandingan,  terdapat fenomena pendidikan yang cukup berimplikasi negatif pada kehidupan kebangsaan dan keagamaan.  Fenomena itu terjadi pada masyarakat bawah yang tidak mampu mengejar ketertinggalan secara materi dengan masyarakat yang lain,  sementara pendidikan dikondisikan sedemikian rupa.  Bukankah hal itu menjadi sebuah ironi yang menyedihkan bagi bangsa yang beradab.  dalam sudut materi pembelajaran pendidikan yang ditawarkan masih jarang yang mengarahkan pada proses empowering (pemberdayaan)murid.  Sekalipun dengan model kurikulum yang bongkar pasang didukung fasilitas yang memadai,  tidak terasa telah membuat pendidikan yang mengarah pada kebebasan yang tidak terkendali dengan pemborosan pendanaan.
Berangkat dari fenomena diatas,  maka mungkinkah kita membuat model alternative pendidikan yang murah dan berkualitas bagi masyarakat pedesaan?
Secara sederhana pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang mampu menghasilkan siswa sesuai dengan yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional dan dijabarkan dalam kurikulum serta dengan pembiayaan yang murah dalam berbagai penanganan.
Untuk mewujudkan hal itu,  maka kini telah didirikan sekolah alternatif,  dengan jenjang pendidikan SMP dan SMU.
Visi
Program ini bertujuan untuk berikhtiar memberikan pendidikan alternatif bagi masyarakat yang belum tersentuh atau kurang mampu mengikuti pendidikan secara regular yang diadakan oleh pemerintah.
Misi
Program ini berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat dengan membekali diri dengan dasar dasar agama dan pengetahuan secara dini untuk mampu beradaptasi dan mendialogkan dengan kehidupan sehari hari.
Orientasi
  1. Program ini berorientasi kepada empowering (pemberdayaan) masyarakat kecil.
  1. Menciptakan pendidikan yang berkualitas,  murah dan demokratis bagi masyarakat yang kurang mampu secara mental,  dengan managemen berbasis masyarakat pedesaan.
Tempat
Saat ini SMP Alternatif menempati sebuah ruangan di Jl. Masjid II No. 50 Wonosobo .
 
Model Sekolah
  1. Sekolah Menengah pertama (SMP) Fatanugraha yang menginduk pada SMPT Mojotengah
  1. Islamic HomeSchooling Fatanugraha (IHSF) yang menginduk pada kesetaraan
Waktu BelajarMasuk mulai jam 06. 30 WIb berakhir pada jam 16.00 WIB serta dilanjutkan dengan kegiatan belajar mandiri selama 24 jam.

Waktu PelaksanaanProgram ini telah dilaksanakan mulai tahun ajaran 2007-2008 dan kini telah memasuki tahun Empat.

Data Potensi SekolahStatistik SiswaSecara keseluruhan hingga saat ini,  SMP dan IHSF alternatif telah menampung sebanyak 36 siswa yang berasal dari empat kecamatan di Kabupaten Wonosobo, yaitu Kec. Wonosobo, Kec. Watumalang, Kec. Mojotengah, Kec. Garung. 

Paduan ProgramPola dasar pendidikan ini mengacu kepada program Diknas/Depag.  Sedangkan untuk menghasilkan mutu yang baik mengikuti program pesantren yang meliputi bidang keagamaan,  minat dan bakat,  bidang sosial  dengan mengacu pada kehidupan masyarakat pedesaan.
  • Kegiatan Ibadah
Kegiatan ini meliputi ibadah sebagaimana yang dilakukan mayoritas umat islam,  serta memberikan penjelasan sedikit mengenai masalah khilafiah.  Dengan penekanan ibadah secara substansial,  dan perlilaku sehari hari sebagai manifestasi dari ibadah.
  • Pendidikan Keislaman
Program ini menggunakan metode Amtsilati dengan target anak mampu membaca Kitab Kuning dan menterjemahkannya serta menjelaskan dengan bahasa yang mudah sebagai basic literatur keagamaan dan dipahami secara tekstual dan kontekstual.
  • Pendidikan Minat dan Bakat Serta Seni
Pendidikan ini meliputi kegiatan Olah raga,  Bermain gitar, Bernyanyi,  Solawat dan Rebana untuk Simtud Duror. serta kegiatan kesenian yang lain sesuai dengan kebakatan santri
 
  • Pendidikan Penunjang
Pendidikan ini meliputi Pembinaan Bahasa Arab dan Inggris,  Kursus Komputer dan Internet serta Kewirausahaan ditunjang dengan kegiatan diskusi dan penulisan dengan perpustakaan sebagai basicnya.
  • Kegiatan Praktek
Meliputi kegiatan kerja sosial,  perekonomian dan Penulisan Ilmiah serta penelitian.

Minggu, 05 Agustus 2012

Daftar Buku Perpustakaan SMP (Sumber Dana DAK 2011)

Daftar Buku Perpustakaan SMP (Sumber Dana DAK 2011) untuk digunakan sebagai bahan pencatatan aset di masing-masing sekolah penerima dapat diunduh disini

Juara Umum Musabaqah Tilawatil Qur'an Pelajar XXVIII Tingkat Kabupaten Wonosobo Tahun 2012

Keputusan Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Qur'an Pelajar XXVIII Tingkat Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 tentang Juara Umum Musabaqah Tilawatil Qur'an Pelajar XXVIII Tingkat Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 dapat diunduh disini

Minggu, 01 Juli 2012

Sekolah Yang Belum Mengumpulkan Instrumen Penjaringan Data

Berikut ini adalah sekolah yang belum mengumpulkan instrumen penjaringan data sampai dengan tanggal 2 Juni 2012 jam 08.10 WIB :
  1. SMP 1 Wadaslintang (softcopy belum ada)
  2. SMP 4 Wadaslintang
  3. SMP 8 Satap Wadaslintang
  4. SMP 9 Satap Wadaslintang
  5. SMP 10 Satap Wadaslintang
  6. SMP 2 Kepil
  7. SMP 4 Kepil (hardcopy belum ada)
  8. SMP 6 Satap Kepil
  9. SMP 7 Satap Kepil
  10. SMP 2 Sapuran
  11. SMP 3 Satap Sapuran
  12. SMP 5 Satap Sapuran
  13. SMP 2 Kaliwiro
  14. SMP 4 Kaliwiro (softcopy belum ada)
  15. SMP 5 Kaliwiro
  16. SMP 6 Satap Kaliwiro
  17. SMP 3 Leksono
  18. SMP 1 Selomerto
  19. SMP 1 Kalikajar
  20. SMP 2 Kalikajar
  21. SMP 2 Kertek
  22. SMP 3 Kertek
  23. SMP 1 Wonosobo
  24. SMP 2 Wonosobo
  25. SMP 3 Wonosobo
  26. SMP 1 Watumalang
  27. SMP 2 Watumalang
  28. SMP 4 Satap Watumalang
  29. SMP 5 Watumalang
  30. SMP 6 Satap Watumalang
  31. SMP 1 Mojotengah
  32. SMP 2 Mojotengah (softcopy belum ada)
  33. SMP 3 Mojotengah
  34. SMP 2 Garung
  35. SMP 3 Garung
  36. SMP 2 Sukoharjo
  37. SMP 2 Sukoharjo
  38. SMP 4 Satap Sukoharjo
  39. SMP 5 Satap Sukoharjo
  40. SMP 2 Kalibawang
  41. SMP 4 Satap Kalibawang
  42. SMP 5 Satap Kalibawang
  43. SMP PGRI 3 Kepil
  44. SMP Rifa'iyah 1 Sapuran
  45. SMP Muhammadiyah Sapuran
  46. SMP Muhammadiyah Kaliwiro
  47. SMP KristenSelomerto
  48. SMP PGRI Selomerto
  49. SMP Muhammadiyah Kertek
  50. SMPLB Karya Bhakti
  51. SMPLB Dena Upakara
  52. SMP Thaqassus Al Qur'an
  53. SMP Thaqassus Al Qur'an 2
  54. SMP Nusantara
  55. SMP Ma'arif Mlandi
  56. SMP Darul Falach
  57. SMP Muhammadiyah Tieng
  58. SMP Ma'arif Kalibawang
Dimohon SEGERA mengumpulkan data dimaksud karena akan segera digunakan untuk pemetaan kebutuhan Rehabilitasi Ruang Belajar. Terima kasih

Selasa, 19 Juni 2012

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya. Sehingga untuk mendukung program tersebut, jumlah judul buku yang dibutuhkan untuk mata pelajara yang langsung bersentuhan dengan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa mengalami penambahan jumlah judul yang harus disediakan.
18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:
  1. Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
  2. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
  3. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
  4. Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
  5. Kerja Keras, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
  6. Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
  7. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
  8. Demokratis, cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
  9. Rasa Ingin Tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
  10. Semangat Kebangsaan, cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
  11. Cinta Tanah Air, cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
  12. Menghargai Prestasi, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  13. Bersahabat/Komunikatif, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  14. Cinta Damai, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  15. Gemar Membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
  16. Peduli Lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
  17. Peduli Sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
  18. Tanggung Jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.